Skip to main content

Posts

Featured

Caelum

Aku tidak percaya pada konsep "penebusan dosa". Karena ada hal-hal yang tidak perlu ditebus. Cukup dinikmati perlahan, seperti luka yang dibiarkan terbuka hanya agar bisa kau colok-colok dengan jari—sekadar memastikan rasa sakitnya masih ada. Masih nyata. Di kursi roda itu, dengan tubuh yang menggelepar tak sempurna, Darian tergeletak seperti bangkai yang tidak sempat dikuburkan. Sudah bertahun-tahun sejak dia terakhir berdiri. Dan lebih lama lagi sejak dia terakhir menatapku tanpa ketakutan. “Kenapa kamu... datang lagi?” bisiknya. Satu sisi wajahnya sudah sulit digerakkan. Tapi matanya masih bisa bicara. Masih bisa gemetar. Dan itu cukup. Aku tersenyum kecil. Sopan. Hangat, bahkan. Seperti senyum seorang teman lama yang datang menjenguk karena rindu. “Tentu saja karena aku peduli,” ucapku. “Kau dulu teman SMP-ku, Darian.” Dia menelan ludah. Sulit. Bagian lehernya sedikit kejang. Kupuji refleksnya yang masih berfungsi. Dan aku menikmatinya. Pelan-pelan. Setiap detik tatapan n...

Latest Posts

Corpus Meum

Senja di Ujung Stasiun Transit

Sabahat

Peace or Piss, but Happy

Check

Dia

I miss you once at night

chapter 21

anak yang dibenci surga

CINTA ITU KONSISTENSI