Sabahat
Kusadari kau yang paling kurindukan.
Dari banyaknya kenangan bersama,
Bagaimana caranya dulu kita tertawa.
Begitu riangnya masa remaja.
Tinggal-lah dibelakang masa masa itu.
Terlewati menuju pendewasaan.
Banyak kekacauan.
Timbul permasalahan.
Kau masih sering ku kenang.
Berandai-andai menjadi dirimu.
Bagaimana sakitnya dikhianati oleh aku.
Sakitnya dikecewakan oleh sahabat-mu.
Kusadari tak akan dapat meraih mu kembali.
Tak akan ada lagi perhatianmu.
Tak akan ada lagi kepedulianmu.
Telah kuhancurkan semua itu.
Salahku, benar memang salahku.
Kukhianati kepercayaanmu.
Kuhancurkan ketulusanmu.
Maafkan aku.
Kusadari kau yang paling kusayang.
Betapa sedihnya sesal kehilangan sahabat berharga.
Aku tahu kau masih disana.
Tapi hatimu telah jauh berkelana.
Mencari pengobatan dari luka yang kutimbulkan.
Maafkan aku, tak sempat mengobatimu.
Hai sabahat..
Berbahagialah dimanapun kau berada.
Semoga lebih banyak tawa, lebih bersahaja.
Ku tahu langkahmu semakin berat,
Namun aku yakin kau pasti makin kuat.
Dimanapun kau berpijak kau pasti tumbuh dengan bijak.
Tetap jadi gadis yang seperti waktu itu.
Kali ini jadilah sepuluh kali dari versimu waktu itu.
Seperti saat terakhir, kau masih jadi manusia terbaik bagiku.
Terimakasih, sahabatku.
Comments
Post a Comment